HAPPy rEAd!ng...

iluV u

♀♂

░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░

Jumat, 26 Agustus 2011

Romansa Malam


          Hari ini aku bertengkar hebat. Aku rasa hubunganku dengannya akan rumit setelah ini! Heh,,, Mengapa aku tak pernah bisa menjadikan suasana hangat dalam hubungan kami? Selalu panas dan dingin.
          Aku takut. Suatu saat ada hal yang akan membuat kita berdua tercampur dengan perasaan panas dan dingin itu. Dimana terdengar lontaran-lontaran kasar untuk mengeluarkan emosi, atau diam tanpa komunikasi.
          Tapi, meskipun begitu! Tak pernah ada hal yang berubah diantara kami. Suasana itu selalu hadir meski direncanakan ataupun tidak. Karena itu, aku berpikir untuk menghindarinya barang sebentar. Setidaknya memberi waktu kami untuk memahami dan saling mengerti keinginan masing-masing.
          Tak ada masalah yang tidak bisa diseleseikan! Tapi, tidak menutup kemungkinan untuk menemui banyak rintangan dan banyak hal yang mungkin ada sebelum kami bisa menyeleseikannya.
          “I LoVe U!” send SMS.
          “…” Tak ada balasan darinya.
          “Apa pertengkaran itu membuatmu tidak mencintaiku?” tanyaku lewat SMS.
          “Aku masih marah.” Sahut SMS darinya.
          “Kalo begitu marah bisa menghilangkan perasaan cintamu?” Send SMS terakhirku.
          …
          Tak ada jawaban. Aku masih menatap layar handphone yang kupegangi. Aku masih menunggu. Tidak lama kemudian, “Aku masih marah! Tapi aku juga masih mencintaimu.” SMS itu membuatku menitikan tangis bahagia.
          “Terima kasih. Aku akan menunggu sampai kau tak marah lagi!” ucapku dalam hati.
          “Aku berharap bisa mengakhiri rasa marah ini karena masih ada rasa cinta itu!” harapku ada dipikirannya saat ini.
          Hatiku masih sakit, kesal, dan kemarahanku masih tersisa meski kalimat yang pernah diutarakannya begitu indah kudengar.
          Kutekan tombol end di keypet handphone. Kuakhiri emosiku, kuanggap aku ingin mendapatkan apa yang paling aku inginkan, bukan karena mengalah. Esok aku akan segera berbaikan dan berdamai dengan dua emosi.
          Entah sejak kapan itu kita lakukan. Mengumpulkan sisa-sisa emosi yang pernah berusaha kami redam, dan mencoba menukarnya dengan banyak kebahagiaan yang bisa kita dapatkan.
          Tapi. Lama-kelamaan, karena banyak atau terlalu banyak tabungan yang berusaha tidak kita keluarkan. Tabungan itu justru menambah antibody pada emosi kami, hingga lambat laun kadar emosi kami lama-lama meningkat pada tiap suasana panas dan dingin itu ada.
          Hingga pada akhirnya ada masalah yang datang dari luar. Pihak ketiga, restu orang tua, dan lainnya. Aku pusing harus mengabsen satu-satu hal yang ada dalam tiap masalah kami, hingga hanya satu hal yang ada, “PUTUS.”
          Aku tak menginginkannya, aku menolak! Tapi itu seperti talak yang telah diucapkannya. Aku tak bisa berontak, karena keputusannya adalah keinginannya. Memaksa berarti tidak bisa menghargai seseorang yang kita cintai. Bukankah ini salah satu penyebab retaknya sebuah hubungan_hah… meskipun begitu, hubunganku dengannya tetap retak. Hikz!
          Hatiku tak pernah sakit separah ini. Rasanya sangat sakit, setelah itu aku lupa SMS yang pernah kuanggap indah.
          “Meskipun cinta. Seseorang tidak akan tidak emosi atau  pun marah sama sekali. Bahkan benci! Mungkin tidak mengurangi kadar cintanya, tapi mungkin juga tidak mengurangi kadar kemarahannya.” gumamku dalam sepi. Rindu rasanya hari pertama setelah tanpa status dengannya, tapi hari berganti tak hiraukan waktu yang kita butuhkan untuk pulih dari rasa sakit itu.
          Selang beberapa dekade kehidupan baru.
“I Love U?” Send SMS darinya.
          “…” Tak ada balasan dariku.
          “Apa pertengkaran itu membuatmu tidak mencintaiku?” tanyanya lewat SMS.
          “Aku masih marah.” Sahut SMS dariku.
          “Kalo begitu marah bisa menghilangkan perasaan cintamu?” Send SMS terakhirnya.
          …
          Tak ada jawaban. “Apa ia masih menatap layar handphone yang dipeganginya? Apa ia masih menunggu.” Tanyaku dalam hati. Tidak lama kemudian, “Aku masih marah! Tapi aku juga masih mencintaimu.” SMS itu dariku, dan ia kembali membuatku menitikan tangis bahagia.
          “Terima kasih. Aku akan menunggu sampai kau tak marah lagi!” Apa ia mengucapkannya dalam hati?
          “Aku berharap bisa mengakhiri rasa marah ini karena masih ada rasa cinta itu!” harapku. Kini ada dipikiranku saat ini.
          Satu hal yang aku mengerti. Jika dua insan saling mencintai, maka keduanya akan melakukan hal yang sama seperti yang akan mereka lakukan untuk orang yang dicintainya.
          “Kenapa lewat SMS?” tanyanya mengapa aku selalu berbicara lewat tulisan, bukan ucapan.
          “Karena dengan itu akan jauh lebih mudah mengatakannya.” jawabku.
          Yah. Kami kembali menjalin kasih untuk hal yang klise ‘Masih saling mencintai’ mengapa? Itulah cinta ‘ada hal yang kita tidak mau tapi tetap harus kita lakukan’

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini